CONTOH MAKALAH PPD PERILAKU ANAK DALAM BELAJAR DI SMP TERPADU DAMPASAN BANJARSARI-CIAMIS KELAS VIII
PERILAKU
ANAK DALAM BELAJAR DI SMP TERPADU DAMPASAN BANJARSARI-CIAMIS KELAS VIII
MAKALAH
Untuk
memenuhi Tugas Mata Kuliah
MK
: PPD
Yang
di bina oleh Bapak Ali Rohmad,M.Pd
Oleh
Ade
Teguh Ramadhan
UNIVERSITAS
ISLAM KADIRI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2017
DAFTAR ISI
1.
Pendahuluan.................................................................................................................................
3
a.
Latar
Bekalakang..................................................................................................................
3
b.
Rumusan
Masalah.................................................................................................................
3
c.
Tujuan...................................................................................................................................
3
2.
Isi..................................................................................................................................................
4
a.
Karakteristik
siswa...............................................................................................................
5
b.
Tingkat
Intelegensi.............................................................................................................
..6
c.
Upaya
pembentukan karakter siswa.....................................................................................
7
d.
Faktor yang
mempegaruhi karakteistik peserta didik...........................................................
7
3.
Penutup.........................................................................................................................................8
4. Daftar
Pustaka.................................................................................................................................9
5.
Lampiran........................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada umumnya anak-anak di Indonesia diwajibkan menjalani pendidikan formal
wajib selama 9 tahun, dengan jenjang sekolah dasar selama 6 tahun dan jenjang
sekolah menengah pertama selama 3 tahun. Namun sebelum memasukki tingkat SD dan
SMP diawali dengan pendidikan tingkat TK dan bahkan sekarang ini telah
bermunculan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kemudian setelah menyelesaikan
pendidikan tingkat SMP masih ada jenjang SMA dan Perguruan tinggi.
Tentunya terdapat bermacam-macam karakter anak atau peserta didik yang bisa
dikelompokkan berdasarkan tingkatan pendidikan tersebut.Antara anak TK dengan
anak SD pasti mempunyai karakter dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, begitu
pula dengan anak SMP, SMA, maupun Perguruan tinggi.
Sebagai mahasiswa FKIP yang diharapkan akan menjadi guru atau pendidik yang
berkarakter kuat dan cerdas, dituntut untuk memahami berbagai karakter peserta
didik yang bermacam-macam tersebut. Oleh karena itu, untuk mengetahui dan
memahami karakter peserta didik di berbagai tingkatan pendidikan kami melakukan
observasi, salah satunya di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Bagaimana
karakteristik peserta didik pada jenjang SMP pada umumnya dan pada SMP Terpadu
Dampasan Banjarsari pada khususnya?
2.
Bagaimana
tingkat intelegensi peserta didik di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari?
3.
Bagaimana
upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari?
4.
Apakah
factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik ?
C.
TUJUAN
1.
Mengetahui
karakteristik peserta didik pada jenjang SMP pada umumnya dan pada SMP Terpadu
Dampasan Banjarsari pada khususnya.
2.
Mengetahui
tingkat intelegensi peserta didik di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari.
3.
Mengetahui
upaya guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari.
4.
Mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
SMP Terpadu Dampasan Banjarsari adalah SMP Terpadu yang berbasis pondok
pesantren modern di Banjarsari kabupaten Ciamis yang beralamat di kampung
Dampasan, dusun Tuban, desa Ratawangi, kecamatan Banjarsari, kabupaten
Ciamis-Jawa Barat. SMP Terpadu Dampasan Banjarsari memiliki visi dan misinya
yaitu … pada tanggal 11 Desember 2017 kami melakukan observasi di SMP ini.
Setelah melakukan observasi kami memperoleh hasil diantarnya,karakteristik
peserta didik SMP Terpadu Dampasan Banjarsari, tingkat kecerdasan peserta didik
di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari, cara
guru dalam membentuk karakter siswa di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari,
factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik.
Berikut ini adalah penjelasan hasil dari observasi yang telah kami lakukan;
A.
Karakteristik
peserta didik pada jenjang SMP pada umumnya dan pada SMP Terpadu Dampasan
Banjarsari pada khususnya.
Pada umumnya orang menganggap bahwa karakteristik
adalah watak atau temperamen pada manusia yang mempengaruhi cara hidupnya.
Karakteristik pada masing-masing manusia sangatlah berbeda. Karakteristik pada
umumnya, siswa SMP masih cenderung patuh pada peraturan dan selalu mengikuti
apa yang dikatakan oleh guru.
Berdasarkan observasi yang kami lakukan, ditemukan
adanya kesesuaian antara pandangan umum dengan hasil observasi yang kami
lakukan.Hal ini dapat ditunjukkan dengan perilaku siswa seperti membuang sampah
pada tempatnya.Mereka membuang sampah sesuai dengan jenis sampah. Bila sampah
itu bahan organik, maka mereka akan meletakkannya di tempat sampah yang
bertanda sampah organic, begitu pula dengan sampah nonorganik. Meskipun
ditemukan ada sebagian kecil siswa yang membuang sampah di sembarang
tempat.Tetapi, sebagian besar siswa sudah membuang sampah pada
tempatnya.Perilaku ini menunjukkan bahwa siswa mengerti dengan peraturan dan
mematuhi peraturan tesebut.
Karakteristik yang kami amati pada siswa kelas 7
yaitu masih memiliki sifat manja yang melekat pada diri mereka karena siswa
tersebut masih dalam transisi atau peralihan dari jenjang SD ke SMP.
Menurut narasumber yang kami wawancarai bapak ngatman selaku wakil kepala
sekolah mengatakan bawha beberapa siswa kelas 7 meminta kepada pihak sekolah
untuk memulangkannya kepada saat acara masih berlangsung padahal acara baru
saja dimulai, karena mereka ingin bertemu dangan orang tuanya.Hal ini
mencerminkan mereka masih manja, belum mandiri, dan masih cenderung
menggantungkan diri pada orang tua.
Kepribadian yang dicerminkan dengan tingkah laku
manusia dibedakan menjadi 3 aspek yaitu :
1.
Aspek
kognitif (pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan, daya baying,
inisiatif, kreativitas, pengamatan, dan pengindraan. Fungsi aspek kognitif
adalah menunjukan jalan, mengarahkan, dan mengendalikan tingkah laku.
2.
Aspek
Afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan
atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan,
dorongan, dan elemen motivasi lainnya disebut aspek konatif atau psiko-motorik
(kecenderungan atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek
afektif. Kedua aspek itu sering disebut aspek finalis yang berfungsi sebagai
energy atau tenaga mental yang menyebabkan menusia beringkah laku. Dalam
3.
Aspek
motoric, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingakh laku manusia seperti
perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
Namun dari ketiga aspek tersebut hanya dua aspek yang kami ambil sebagai
bahan pengamatan, yaitu aspek kognitif dan motoric. Aspek kognitif bisa dilihat
dari kreatifitas siswa SMP Terpadu Dampasan Banjarsari, kreatifitas bisa
dilihat dari pembuatan bermacam-macam hasil hasta karya oleh siswa, antara lain
vas bunga, gantungan kunci, patung,dan lain sebagainya. Sedangkan dari aspek
motoric kami lihat dari tingkah laku mereka, mereka cenderung periang
seakan-akan tidak ada masalah yang menimpa mereka, Sehingga, dilihat bahwa
mereka tetap bersikap biasa, seakan-akan tidak ada beban hidup pada
dirinya.Inilah tingkah laku yang biasa terjadi pada peserta didik di jenjang
SMP.
B.
Tingkat
intelegensi peserta didik di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari.
Claparde dan Stern mengatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
menyesuaikan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru.Salah satu
indikator kecerdasan adalah tingkat intelegensi seseorang, namun pandangan awam
yang mengatakan bahwa tingkat intelegensi sama dengan kecerdasan orang tersebut
adalah hal yang tidak benar. Maka dari itu observasi yang kami lakukan tidak
hanya melihat dari aspek akademik siswa tapi juga melihat pola-pola tingkah
laku sebagian besar siswa SMP Terpadu Dampasan Banjarsari yang bisa dijadikan
sebagai indikator kecerdasan tersebut.Dari aspek akademik, kami megambil data
dari angka kelulusan SMP Terpadu Dampasan Banjarsari pada tahun 2016 adalah
100%. Dari aspek non akademik, salah satu tingkah laku yang kami amati adalah
siswa yang menjadikan perpustakaan sebagai salah satutempat utama untuk
menyelesaikan masalah. Mereka sering bertukar pendapat dengan guru maupun
dengan sesama siswa.Hal ini menunjukan bahwa siswa SMP dapat menggunakan waktu
luang seperti pada saat istirahat untuk menyelesaikan masalah atau menggunakan
waktu luang untuk hal-hal yang bermanfaat lainnya.Berdasarkan teori mengenai
salah satu ciri intelegensi tercermin dari pemecahan masalah yang timbul
daripadanya.
Kreativitas tidak memiliki hubungan yang tinggi dengan intelegensi
seseorang, akan tetapi kreativitas mempengaruhi perkembangan intelegensi. Salah
satu bentuk kreativitas siswa SMP Terpadu Dampasan Banjarsari adalah pembuatan
hasil karya seni berupa frame foto, patung-patung kecil, gantungan kunci, vas bunga,
tempat tisu, dan sebagainya.
Usia rata – rata siswa smp antara 13 sampai 15 tahun. Usia dapat
mempengaruhi kematangan dan perilakunya. Pada usia tersebut kematangan siswa
smp masih belum terbentuk atau belum memiliki jati diri. Mereka belum bisa membedakan
antara yang baik dan yang buruk, sehingga hanya mengikuti apa yang mereka
inginkan dan melakukan apa yang dikatakan dan dicontohkan oleh guru yang
sesuai dengan kehedak hatinya.
C.
Upaya guru
dalam membentuk karakter siswa di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari.
Peserta didik di SMP tersebut diharapkan mempunyai karakter yang kuat.
Karakter kuat yang dimaksud di sini adalah karakter yang mencerminkan bagaimana
tingkah laku para siswanya dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana sikap
sopan-santunnya, bagaimana cara sisiwa untuk menyelesaikan suatu permasalahan,
dan sebagainya. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, dapat kami
simpulkan bahwa sebenarnya siswa-siswa di SMP Terpadu Dampasan Banjarsari dapat
dikatakan sudah mempunyai karakter yang baik. Karakter siswa yang terbentuk di
SMP Terpadu Dampasan Banjarsari ini tercipta karena berbagai upaya yang telah
dilakukan semua pihak sekolah, mulai dari guru, petugas sekolah, dan juga kerja
sama dari siswa sendiri. Upaya itu dilakukan melalui penanaman sikap yang
gencar dilakukan oleh para guru, di antaranya :
1.
Setiap pagi
sebelum masuk sekolah para guru telah bersiap-siap berdiri di depan gerbang
sekolah untuk menyambut kedatangan siswa maupun guru. Hal ini mencerminkan
bahwa guru berusaha menciptakan kerukunan dan kebersamaan di antara warga
sekolah.
2.
Pembiasaan
dalam membuang sampah pada tempatnya. Hal ini didukung dengan disediakannya dua
jenis tempat sampah yang berbeda, yaitu sampah organik dan anorganik. Dalam hal
ini diterapkan prinsip kedisiplinan dan kebersihan.
3.
Pembiasaan
ketepatan dalam jadwal masuk kelas maupun keluar kelas. Saat dilakukan
pengamatan, kami dapati bahwa sebagian besar siswa langsung masuk kelas begitu
bel masuk dibunyikan, demikian juga saat bel istirahat dibunyikan, semua siswa
langsung berhamburan keluar dan mencuci tangan sebelum menuju kantin untuk
makan. Selain kedisiplinan ternyata juga diterapkan aspek kesehatan.
4.
Pada saat
jam kosong, siswa boleh keluar tapi hanya ke perpustakaan. Saat di perpustakaan
siswa juga harus didampingi oleh guru pengawas atau guru mata pelajaran. Upaya
ini dilakukan agar siswa benar-benar menggunakan fasilitas perpustakaan dengan
semestinya.
5.
Tersedianya
lokasi hotspot di perpustakaan dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh siswanya,
maka pihak sekolah sudah melakukan upaya pencegahan, yaitu dengan memblokir
situs-situs yang dapat merusak moral siswanya. Dengan demikian setidaknya
fasilitas yang disedikan sekolah tidak menjadi sumber perusak moral.
Dari upaya-upaya yang telah dilakukan di atas, cukup menunjang untuk
pembentukan karakteristik siswa yang menuju ke arah positif.
D.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik.
1. Faktor Intelegensi
Intelegensi merupakan faktor yang terpenting.
Kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika
kecerdasan rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan
perkembangan. Berdasarkan observasi, tingkat intelegensi dapat dilihat dari
kreatifitas siswa.
2. Faktor Bakat
Bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan yang bersifat umum.Bakat sendiri dipengaruhi oleh
diri anak dan lingkungan.Misalnya, bakat intelektual umum, bakat akademis
khusus, bakat dalam bidang seni, bakat dalam bidang olahraga, dsb.Di sekolah
yang kami amati tersebut bakat juga mempengaruhi karakteristik siswanya, hal
ini ditunjukkan dengan adanya pengarahan yang benar terhadap bakat
masing-masing siswa sehingga menghasilkan prestasi-prestasi yang baik, di
antaranya prestasi bidang olahraga, pramuka, bahasa inggris dan MIPA. Dengan
pengarahan bakat tersebut siswa mampu berkembang dengan karakter masing- masing
dan potensi yang dimilikinya.
3. Faktor sosial-ekonomi
Contoh faktor sosial jika anak yang hidup
ditengah-tengah masyarakat yang sebagian besar anaknya putus sekolah akan
cenderung tidak memiliki semangat sekolah. contoh faktor ekonomi adalah ketika
banyak anak berkemampuan intelektual tinggi tetapi tidak dapat menikmati
pendidikan yang baik karena keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya. Namun
dalam pengamatan yang kami lakukan, kami tidak bisa memberi contoh realita
bagaimana social ekonomi mempengaruhi karakteristik peserta didik, karena
terbatasnya waktu pada observasi dan terbatasnya perijinan dari pihak sekolah.
4. Faktor pandangan hidup
jika seorang anak yang mempunyai cita-cita yang
tinggi, maka untuk meraih cita-citanya cara pemikiran anak lebih
perpandangan maju untuk meraih cita-citanya. Hal tersebut memaksa si anak untuk
menempuh pendidikan yang sesuai dengan cita-citanya.Namun dalam pengamatan yang
kami lakukan, kami tidak bisa memberi contoh realita bagaimana social ekonomi
mempengaruhi karakteristik peserta didik, karena terbatasnya waktu pada
observasi dan terbatasnya perijinan dari pihak sekolah.Tapi menurut kami,
mereka belum memiliki pandangan hidup, karena sikap kematangan mereka belum
berkembang.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil observasi yang telah kami lakukan
didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Pada
umumnya, karakteristik peserta didik pada tingkat SMP masih belum terbentuk,
karena pikiran yang masih labil.
2.
Tingkat
intelegensi siswa SMP Terpadu Dampasan Banjarsari cukup baik, karena tingkat
kreatifitas siswa yang cukup tinggi, pemanfaatan waktu luang yang baik, dan
dilihat dari angka kelulusan pada tahun 2016 yang mencapai 100%.
3.
Berbagai
upaya yang dilakukan pihak sekolah telah mampu mendukung pembentukan
karakteristik siswa SMP Terpadu Dampasan Banjarsari, seperti membiasakan
berjabat tangan dengan guru, mencuci tangan sebelum makan pada saat istirahat,
datang tapat waktu, dll.
4.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan karakter peserta didik :
a.
Faktor
Intelegensi.
b.
Faktor
Bakat.
c.
Faktor Sosial
Ekonomi.
d.
Faktor
Pandangan Hidup.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi, Abu . 1991. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN.
Jakarta: Rineka Cipta
Papalina,Diane E.2008.Human Development.Jakarta:Kencana
Media Group.
Sobur, Alex. 2003. PSIKOLOGI UMUM : Dalam
Lintas Sejarah. Bandung: Pustaka Setia
Sunarto
& Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Yusuf LN, H. Syamsu,
Dr., M.pd. 2006. Psikoogi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN
1.
2. 3. |
||
Comments
Post a Comment